Sunday 25 August 2013

Pemimpin yang berkearifan lokal dan mengerti Indonesia

Indonesia adalah negara dengan tingkat diversivitas yang sangat tinggi. Dari Sabang sampai Merauke terdapat ribuan suku bangsa dan kultural budaya yang mempunyai ciri khas yang berbeda satu dengan yang lainnya. Di desa-desa terpencil, desa-desa besar, kota-kota urban, maupun kota-kota metropolitan terdapat beragam persona dengan latar belakang kultur dan pendidikan yang beragam pula. Semua itu merupakan suatu ciri khas yang dapat kita lihat di dalam Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara.

Pernahkah kita merenungkan mengapa bangsa dan negara sekelas indonesia yang mempunyai kekayaan budaya, sumber daya manusia, serta sumber daya alam masih saja terpuruk dan terdiam di ambang ketidakpastian kemandirian? Masih saja kita membeli produk dari bangsa lain dimana produk tersebut sebenarnya dapat kita hasilkan sendiri. Masih saja sebagian besar masyarakat kita lebih suka untuk menggeluti budaya bangsa lain sedangkan budaya sendiri hanya sedikit yang menyuburkannya. Masih saja korupsi, kolusi, dan nepotisme merajalela di dalam berbagai aspek pemerintahan sedangkan para pelakunya sudah dilantik dengan berjanji kepada tuhan dan bangsa akan bekerja sebaik-baiknya. Apa yang salah dalam praktik kenegaraan kita?

Sebagai bangsa yang seharusnya maritim, kita mempunyai banyak sekali potensi di laut-laut kita yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang perekonomian bangsa ini, entah di sektor perikanan, kepariwisataan, ataupun perkapalan. Sebagai bangsa yang mempunyai kekayaan budaya yang sangat besar, kita mempunyai banyak hal yang dapat kita gali dan suburkan sehingga dapat kita manfaatkan sebagai suatu aset penting negara, seperti tari-tarian, makanan daerah, baju daerah, dan masih banyak lagi. Sebagai sebuah negeri yang terletak di zona tropis yang tanahnya sangat subur, banyak jenis hayati tumbuh di sini memiliki nilai ekonomi yang signifikan yang dapat kita pergunakan sebagai salah satu sumber kemakmuran ekonomi kita. Tetapi semua potensi itu tak akan pernah dapat kita keluarkan dari sebuah pasir hisap bernama Indonesia jika para penggawa yang mempunyai kekuatan untuk menarik mereka keluar hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak mau bekerja sama untuk menfaatkan potensi-potensi tersebut bagi kepentingan bangsa Indonesia.

Teknologi, demokrasi, dan budaya merupakan tiga hal penting yang jika kita kuasai dan manfaatkan seefektif mungkin dan seefisien mungkin, hasilnya akan menjadi sangat berpengaruh bagi kemakmuran bangsa kita. Dengan teknologi kita dapat memanfaatkan berbagai sumber daya potensial di Indonesia dengan lebih efisien dan efektif untuk memakmurkan negeri ini. Dengan Demokrasi yang relevan  proses dan sistem yang terbentuk pun akan mendukung kemajuan dan perkembangan bangsa ini. Dan dengan budaya yang dilestarikan dan digali sehingga tetap sesuai dengan kemajuan kultural di masa yang modern ini, bangsa kita akan lebih dikenal dan akan mengundang potensi perekonomian yang besar dari perpariwisataan..

Semua itu akan dapat kita capai jika para supervisor dan lini komando terdepan bangsa kita sudah mengerti akan Indonesia, akan rakyatnya, akan bangsanya, dan akan dirinya sendiri. Yang kita butuhkan adalah pemimpin dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan di dalam dirinya, yang tidak akan terjerumus dalam lubang kenistaan bernama korupsi, yang akan menilai dengan penuh kebijaksanaan akan suatu hal yang menyangkut kepentingan bangsa, yang tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi problematika yang ada di negeri ini. Pemimpin  yang bisa menjawab tantangan zamannya dan responsif terhadap permintaan rakyat. Pemimpin yang bangga dengan bangsanya dan berkearifan lokal.

Hal-hal tersebut bukan tidak mungkin kita capai, namun hal tersebut tidak akan kita capai jika tidak ada keinginan dalam lubuk hati kita. Menjadi seorang pemimpin yang baik itu tidak mudah, mencari seorang pemimpin yang baik pun tidak segampang itu. Namun jika semua elemen masyarakat dapat bersatu padu dalam pemikiran bahwa bangsa ini masih harus dibenahi, bukan tidak mungkin suatu saat hal tersebut akan kita capai. Bukan tidak mungkin seorang pemimpin yang mengerti Indonesia akan muncul di tengah-tengah kita, semua itu tergantung pada sejauh mana kita ingin memajukan negeri nusantara ini.


Dengan menguasai teknologi, membersihkan proses demokrasi, memupuk kekayaan budaya, dan mempunyai pemimpin yang berkompeten kita akan dapat berdiri dengan kaki kita sendiri. Tidak meminta-minta akan suatu hal yang dapat kita produksi sendiri ke negara lain, dapat membangun negerinya sendiri tanpa dana pinjaman dari negara kaya lain, dan dapat mengkultivasikan segala potensi yang tersebar di pelosok penjuru tanah air. Dengan mengedepankan pluralisme dan stabilitas ekonomi kita yang sedang terombang-ambing mengikuti arus perekonomian dunia, kita pasti bisa menjadi salah satu bangsa yang berkontribusi dalam kancah pergolakan dunia. Dan akhirnya mensejahterakan seluruh rakyat indonesia serta mewujudkan perdamaian dunia yang tertuang dalam UUD sebagai impian bangsa indonesia yang memperjuangkan kemerdekaannya sendiri di masa-masa bersatunya seluruh rakyat untuk mewujudkan kemakmuran bersama.

Artikel ini ditulis sebagai resume singkat atas seminar Bapak Gita Winarja pada tanggal 23 Agustus 2013
Nama : Drianka Mahdy Adimas
NIM : 19913213
Fakultas SAPPK

No comments:

Post a Comment