Indonesia adalah negara dengan tingkat diversivitas yang
sangat tinggi. Dari Sabang sampai Merauke terdapat ribuan suku bangsa dan
kultural budaya yang mempunyai ciri khas yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Di desa-desa terpencil, desa-desa besar, kota-kota urban, maupun kota-kota
metropolitan terdapat beragam persona dengan latar belakang kultur dan
pendidikan yang beragam pula. Semua itu merupakan suatu ciri khas yang dapat
kita lihat di dalam Indonesia sebagai
sebuah bangsa dan negara.
Pernahkah kita merenungkan mengapa bangsa dan negara sekelas
indonesia yang mempunyai kekayaan budaya, sumber daya manusia, serta sumber
daya alam masih saja terpuruk dan terdiam di ambang ketidakpastian kemandirian?
Masih saja kita membeli produk dari bangsa lain dimana produk tersebut
sebenarnya dapat kita hasilkan sendiri. Masih saja sebagian besar masyarakat
kita lebih suka untuk menggeluti budaya bangsa lain sedangkan budaya sendiri
hanya sedikit yang menyuburkannya. Masih saja korupsi, kolusi, dan nepotisme
merajalela di dalam berbagai aspek pemerintahan sedangkan para pelakunya sudah
dilantik dengan berjanji kepada tuhan dan bangsa akan bekerja sebaik-baiknya.
Apa yang salah dalam praktik kenegaraan kita?
Sebagai bangsa yang
seharusnya maritim, kita mempunyai banyak sekali potensi di laut-laut kita
yang dapat dimanfaatkan untuk menunjang perekonomian bangsa ini, entah di
sektor perikanan, kepariwisataan, ataupun perkapalan. Sebagai bangsa yang
mempunyai kekayaan budaya yang sangat besar, kita mempunyai banyak hal yang
dapat kita gali dan suburkan sehingga dapat kita manfaatkan sebagai suatu aset
penting negara, seperti tari-tarian, makanan daerah, baju daerah, dan masih
banyak lagi. Sebagai sebuah negeri yang terletak di zona tropis yang tanahnya
sangat subur, banyak jenis hayati tumbuh di sini memiliki nilai ekonomi yang
signifikan yang dapat kita pergunakan sebagai salah satu sumber kemakmuran
ekonomi kita. Tetapi semua potensi itu tak akan pernah dapat kita keluarkan
dari sebuah pasir hisap bernama Indonesia jika para penggawa yang mempunyai
kekuatan untuk menarik mereka keluar hanya memikirkan dirinya sendiri dan tidak
mau bekerja sama untuk menfaatkan potensi-potensi tersebut bagi kepentingan
bangsa Indonesia.
Teknologi, demokrasi, dan budaya merupakan tiga hal penting
yang jika kita kuasai dan manfaatkan seefektif mungkin dan seefisien mungkin,
hasilnya akan menjadi sangat berpengaruh bagi kemakmuran bangsa kita. Dengan
teknologi kita dapat memanfaatkan berbagai sumber daya potensial di Indonesia
dengan lebih efisien dan efektif untuk memakmurkan negeri ini. Dengan Demokrasi
yang relevan proses dan sistem yang
terbentuk pun akan mendukung kemajuan dan perkembangan bangsa ini. Dan dengan
budaya yang dilestarikan dan digali sehingga tetap sesuai dengan kemajuan
kultural di masa yang modern ini, bangsa kita akan lebih dikenal dan akan
mengundang potensi perekonomian yang besar dari perpariwisataan..
Semua itu akan dapat kita capai jika para supervisor dan
lini komando terdepan bangsa kita sudah mengerti akan Indonesia, akan
rakyatnya, akan bangsanya, dan akan dirinya sendiri. Yang kita butuhkan adalah
pemimpin dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan di dalam dirinya, yang tidak akan
terjerumus dalam lubang kenistaan bernama korupsi, yang akan menilai dengan
penuh kebijaksanaan akan suatu hal yang menyangkut kepentingan bangsa, yang
tahu apa yang seharusnya dilakukan untuk mengatasi problematika yang ada di
negeri ini. Pemimpin yang bisa menjawab
tantangan zamannya dan responsif terhadap permintaan rakyat. Pemimpin yang
bangga dengan bangsanya dan berkearifan lokal.
Hal-hal tersebut bukan tidak
mungkin kita capai, namun hal tersebut tidak akan kita capai jika tidak ada
keinginan dalam lubuk hati kita. Menjadi seorang pemimpin yang baik itu tidak
mudah, mencari seorang pemimpin yang baik pun tidak segampang itu. Namun jika
semua elemen masyarakat dapat bersatu padu dalam pemikiran bahwa bangsa ini
masih harus dibenahi, bukan tidak mungkin suatu saat hal tersebut akan kita
capai. Bukan tidak mungkin seorang pemimpin yang mengerti Indonesia akan muncul
di tengah-tengah kita, semua itu tergantung pada sejauh mana kita ingin
memajukan negeri nusantara ini.
Dengan menguasai teknologi,
membersihkan proses demokrasi, memupuk kekayaan budaya, dan mempunyai pemimpin
yang berkompeten kita akan dapat berdiri dengan kaki kita sendiri. Tidak
meminta-minta akan suatu hal yang dapat kita produksi sendiri ke negara lain,
dapat membangun negerinya sendiri tanpa dana pinjaman dari negara kaya lain,
dan dapat mengkultivasikan segala potensi yang tersebar di pelosok penjuru
tanah air. Dengan mengedepankan pluralisme dan stabilitas ekonomi kita yang
sedang terombang-ambing mengikuti arus perekonomian dunia, kita pasti bisa
menjadi salah satu bangsa yang berkontribusi dalam kancah pergolakan dunia. Dan
akhirnya mensejahterakan seluruh rakyat indonesia serta mewujudkan perdamaian
dunia yang tertuang dalam UUD sebagai impian bangsa indonesia yang
memperjuangkan kemerdekaannya sendiri di masa-masa bersatunya seluruh rakyat
untuk mewujudkan kemakmuran bersama.
Artikel ini ditulis sebagai resume singkat atas seminar Bapak Gita Winarja pada tanggal 23 Agustus 2013
Nama : Drianka Mahdy Adimas
NIM : 19913213
Fakultas SAPPK
No comments:
Post a Comment