Visi Ketuhanan
Dalam hidup, kita harus mempunyai visi dalam hidup ini. Visi tersebut
haruslah berlandaskan ketuhanan agar visi yang kita buat itu dapat berjalan
dengan baik dan tidak melenceng dari ajaran-ajaran agama kita sendiri.
Pola Pikir K3
Masalah
adalah hal yang sudah biasa terjadi di kalangan masyarakat. Baik itu masalah
yang kecil maupun yang besar. Tetapi, apakah masalah itu dapat diselesaikan
dengan mudah? Beberapa orang pasti menyebutkan kalau menyelesaikan masalah itu
tak semudah membalikkan telapak tangan.
Apakah ada cara yang efektif dan efisien untuk menyelesaikan masalah itu? Pasti
ada. Dengan Pola Pikir K3, kita dapat menyelesaikan masalah tersebut
dengan cara yang efektif dan efisien. Jadi, apakah K3 itu?
K3 adalah singkatan dari Kritis, Kreatif, dan Konstruktif. Tiga hal ini sangat
berhubungan erat dalam proses penyelesaian masalah yang terjadi disekitar kita.
1.
KRITIS. Kritis artinya adalah bersifat lekas tidak
percaya, yaitu tidak langsung menerima begitu saja kenyataan atau hal-hal yang
terjadi di sekitarnya. Kita harus berusaha menemukan celah kesalahan yang ada
dalam permasalahan tersebut dari segala sisi yang dapat kita pertanyakan dari
suatu hal tersebut. Dengan pemikiran yang kritis itulah kita dapat mencari
kejanggalan dari segala sisi untuk mendapatkan solusi dari suatu masalah
tersebut.
2.
KREATIF. Kreatif artinya adalah memiliki daya cipta
untuk menciptakan sesuatu yang baru, atau mempunyai pemikiran yang lain
daripada yang lain. Dan ketika seseorang sudah mendapatkan kejanggalan dari
kejaidan tersebut, maka kita harus berpikir kreatif untuk mencari jalan keluar
yang baru, berbeda, dan tidak biasa. Dengan pemikiran yang kreatif, kita dapat
mencari solusi yang telah kita amati secara kritis dari permasalahan tersebut
dengan cara yang berbeda, yang tentunya tidak melenceng jauh dari cara-cara
yang sudah biasa dilakukan oleh orang-orang.
3.
KONSTRUKTIF. Konstruktif artinya adalah membina, memperbaiki,
atau membangun. Dengan kata lain yaitu pikiran yang bersifat membangun dan
bersifat positif. Pemikiran yang konstruktif membuat seseorang yang tadinya
sudah mendapatkan solusi tersebut tidak hanya omong kosong belaka, melainkan
dengan memperbaiki masalah tersebut dengan membangun solusi kita tersebut demi
kebaikan diri kita maupun masyarakat yang mengalami masalah tersebut. Dengan
pemikiran yang konstruktif, kita dapat membangun solusi tersebut dan
menyelesaikan masalah dengan efektif dan efisien, yang pastinya realistis dan
masuk akal.
Jadi,
dengan adanya Pola Pikir K3 tersebut, kita harus berpikir secara kritis dengan
mencari dimana kejanggalan atau kesalahan yang ada dalam masalah tersebut dari
segala sisi, jangan langsung menerima kenyataan dari masalah tersebut. Lalu,
kita harus berpikir kreatif agar kita dapat mencari solusi yang pastinya dengan
cara yang baru, berbeda, dan tidak biasa dari biasanya. Dan yang terakhir kita
harus berpikir konstruktif agar solusi yang kita dapatkan tadi tidak
hanya menjadi omongan, melainkan membangun dan merealisasikannya sehingga
masalah yang kita dapatkan tersebut dapat diselesaikan dengan cara yang efektif
dan efisien.
Kolaborasi
Kolaborasi adalah kerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Kolaborasi
ini sebenarnya sudah kita lakukan dalam pembuatan kata #untukindonesia di
lapangan Saraga.
Dalam
berkolaborasi, kita harus melakukan tiga tahap, yaitu :
- Team building
- Sejarah pergerakan
- Manajemen konflik
- Manajemen konflik dalam organisasi
- Bargaining approach (terjadi karena kekurangan sumber daya manusia, sehingga tidak dapat membuat suatu hierarki dan semuanya mempunyai kedudukan yang sama).
- Bureaucratic approach (terdapat hierarki, yaitu adanya atasan dan juga bawahan).
- System approach (terjadinya eliminasi atau penyaringan tujuan-tujuan yang tidak searah ataupun terdapat banyak perbedaan dari yang lain).
- Manajemen konflik personal
- Win win solution (cara yang paling efektif, sebab seluruh pihak mendapatkan keuntungan yang sama).
- Win lose solution (cara ini mengusung sebuah kompetisi, yaitu satu pihak mendapat keuntungan, sedangkan pihak lainnya mendapat kerugian).
- Lose lose solution (kedua pihak tidak menyelesaikan masalah, malah lari dari masalah itu).
Cinta Tanah Air
Terdapat empat aspek untuk bisa mencintai tanah air, yaitu :
- Identitas bangsa (bendera merah putih, garuda, pancasila, UUD 1945, Bahasa Indonesia)
- Wujud cinta tanah air
- Realitas bangsa
- Visi kebangsaan
Dalam mencintai tanah air, kita harus mengenali identitas bangsa kita
dulu. Setelah itu, kita harus dapat mewujudkan cinta terhadap tanah air itu,
kita harus memikirkan bagaimana cara mewujudkannya. Lalu, setelah kita
mewujudkan cinta kita terhadap tanah air, kita harus mengetahui realitas bangsa
kita. Negara kita pasti mempunyai kelebihan dan kekurangannya. Kita harus
mencintai kekurangan negara Indonesia juga, tidak hanya kelebihannya. Selain
itu, kita juga bisa terdorong untuk memperbaiki kekurangan negara kita tersebut
agar menjadi lebih baik.
Urgensi Kemahasiswaan
Sebagai mahasiswa, kita mempunyai POPOPE, yaitu posisi, potensi, dan
peran kita masing-masing.
Di masyarakat, terdapat tiga posisi masyarakat, yaitu masyarakat
ekonomi, masyarakat politik, dan masyarakat sipil. Dari tiga posisi tersebut, posisi
mahasiswa di dalam masyarakat adalah seorang masyarakat sipil terpelajar.
Banyak potensi mahasiswa yang terdapat pada diri mereka, lebih kurang
yaitu idealis, kritis, kreatif, bersemangat, multidisiplin ilmu, dll.
Peran mahasiswa ada tiga, yaitu :
- Agent of change : mahasiswa dapat menjadi agen perubahan yang dapat menyejahterakan masyarakat dan negara.
- Iron stock : mahasiswa masih bisa ditempa, maksudnya mahasiswa masih bisa diberi ilmu-ilmu yang banyak dan masih dapat memperbaiki keburukan-keburukannya.
- Guardian of value : mahasiswa dapat menjaga nilai-nilai luhur yang ada dalam dirinya dan masyarakat.
Tridharma Perguruan Tinggi :
- Pendidikan dan pengajaran
- Penelitian dan pengembangan
- Pengabdian masyarakat
Keluarga Mahasiswa ITB (KM-ITB)
KM ITB mempunyai enam badan kelengkapan, yaitu :
- Kongres (legislatif)
- Kabinet (eksekutif)
- Tim Beasiswa
- Majelis Wali Amanat Wakil Mahasiswa (MWA-WM)
- Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ, ada 29 himpunan)
- Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM, ada 80 unit)
M. Rigel Ashshiddiqi
Ali
16313143
FITB
No comments:
Post a Comment